(Leadership)
“Burung tak pernah tahu bahwa ia dilahirkan untuk terbang,
ketika ia menyadari fitrahnya, maka ia takkan pernah berhenti untuk menjelajah dunia”
Manusia tak pernah tahu bahwa ia dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, etika ia menyadari fitrahnya, maka ia tak boleh lari menghindarinya”
Pembaca yang terhormat, tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita ketika mendengar kata “Kepemimpinan”, atau bahkan bosan mendengarnya. Perasaan itu wajar terjadi, karena sejak kita usia dini sudah terbiasa mendengar kata-kata itu. Pengetahuan tentang kepemimpinan seharusnya tidak hanya disampaikan pada saat kegiatan orientasi atau pelatihan saja, melainkan setiap saat, kapanpun dan dimanapun kita berada. Karena sesungguhnya kepemimpinan itu akan selalu melekat dan tidak akan pernah lepas dari semua proses kehidupan manusia. Dalam lingkup keorganisasian, pengetahuan kepemimpinan itu tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin menjadi Ketua, akan tetapi semua pelaku organisasi termasuk anggota.
Sebagi insan yang meyakini bahwa kebenaran agama itu mutlak, maka sudah seharusnya kita melandasi setiap perbincangan kita dengan dasar teologi atau dasar agama. Pastinya teman-teman tahu bahkan hadits yang mengatakan “Kullu kum ro’in, wa kullu ro’in mas’ulun an ro’iyyatihi” (kamu semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu). Sudah jelaskan kalo kita semua ini adalah pemimpin? Makanya kita semua punya kewajiban untuk mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan selama hidup sebagai pemimpin, baik sebagai pemimpin ummat, negara, kelompok, bahkan sebagai pemimpin bagi diri kita masing-masing.
Nah sekarang kita mulai bedah kepemimpinan itu....
Kepemimpinan berasal dari kata “Pemimpin” yang berarti subyek, dan kemudian mendapatkan imbuhan ke-an menjadi “Ke-pemimpin-an” yang berarti proses.
• Pemimpin (leader) adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi serta menggerakkan orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama.
• Kepemimpinan (leadership) adalah sebuah proses mempengaruhi atau menggerakkan sekelompok orang atau beberapa orang untuk bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama.
Ada beberapa tipe pemimpin dan kepemimpinan berdasarkan klasifikasi (pengelompokan) tertentu. Berikut ini adalah sebagian kecil dari tipe-tipe pemimpin dan kepemimpinan yang ada.
Berdasarkan munculnya sosok pemimpin
• Pemimpin Struktral, muncul dan ada karena dipilih dalam sebuah forum musyawarah karena kecakapannya, kepandaiannya, dan kemampuannya untuk menjadi seorang pemimpin sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati bersama.
• Pemimpin Kultural, muncul dan ada secara tiba-tiba disaat kelompok tertentu membutuhkan seorang pemimpin tanpa proses pemilihan. Biasanya model pemimpin ini terjadi pada masyarakat tradisional dimana bakat, kharisma, dan genetika (keturunan) masih diyakini memiliki kekuatan besar dalam kepemimpinan.
Berdasarkan metode (cara) kepemimpinan, beberapa diantaranya adalah :
• Kepemimpinan Otokratis (otoriter). Pola kepemimpinan ini cenderung memiliki kewenangan dan kebijakan sepihak tanpa memperhatikan keinginan anggotanya.
• Kepemimpinan Militeristik. Aktifitas kepemimpinan bersifat instruktif (perintah), suka dengan upacara-upacara formal, mengedepankan pangkat atau jabatan tertentu. Tipe ini diterapkan pada satuan militer.
• Kepemimpinan Paternalistik (kebapakan). Pola kepemimpinan ini seorang cenderung melakukan semua kepentingan organisasi, karena menganggap bawahannya tidak mampu untuk melakukan. Tipe ini cocok untuk masyarakat yang sama sekali belum mengenal organisasi.
• Kepemimpian Laisses Faire (bebas). Dalam tipe kepemimpina ini, anggota kelompok atau organisasi lebih mendominasi, bebas berekspresi tanpa kendali, sedangkan pemimpin lebih lemah.
• Kepemimpinan Demokratis. Pemimpin cenderung memperhatikan usulan dan masukkan dari anggotanya. Anggota bebas beraspirasi akan tetapi diimbangi dengan control dan kebijakan logis dari pemimpin.
Pemimpin sebagai tokoh utama dalam kepemimpinan, secara ideal harus memenuhi beberapa sifat yang senantiasa melekat pada dirinya. Beberapa sifat itu antara lain:
• Bertanggung jawab. Pemimpin adalah orang yang dipercaya oleh kelompoknya untuk dapat memberikan dorongan, menggerakkan, dan mengajak bersama-sama anggota dalam mencapai cita-cita bersama. Oleh karena itu seorang pemimpin tidak boleh lari dari tanggung jawab yang seharusnya ia laksanakan.
• Cakap dalam memimpin. Artinya, pemimpin yang idealnya memiliki kepandaian dan kecerdasan yang tinggi. Cerdas bukan berarti pintar secara akademis, akan tetapi cerdas dalam menentukan sikap, menentukan kebijakan, dan mencari solusi terbaik ketika menghadapi masalah baik probadi maupun organisasi.
• Percaya diri. Hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah rasa percaya diri yang tinggi. Percaya diri merupakan bagian dari keberanian untuk melakukan perubahan, perbaikan, dan peningkatan.
• Pantang menyerah. Kegagalan adalah konsekuensi logis dalam setiap proses kehidupan. Oleh karena itu, sifat yang harus ditanamkan dalam pribadi seorang pemimpin adalah pantang menyerah menghadapi kegagalan.
“Jabatan pemimpin bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Bukan pula sesuatu yang harus ditakuti walaupun itu memang berat. Jabatan pemimpin adalah tanggung jawab yang harus diemban dan dilaksanakan denganpenuh kearifan”
Kepemimpinan Rasulullah
Sosok Muhammad adalah satu-satunya pemimpin yang sempurna. Tidak ada satupun kepemimpinan yang sesempurna beliau, peran Rasulullah Muhammad saw dalam memimpin ummat, melakukan perubahan, mengangkat derajat manusia yang tertindas, serta mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur tidak hanya diakui oleh orang islam. Para ilmuwan dan pemikir dari negeri barat yang notabene orang-orang yang tidak meyakini kerasulan Muhammad (non-muslim) juga mengakui kearifan beliau sebagai pemimpin ummat yang sukses membawa kemakmuran dan peradaban bangsa.
Pola Kepemimpinan yang dilakukan oleh Rasulullah sebagai pemimpin ummat, bukanlah melalui konsep-konsep dan metode yang digambarkan dalam suatu kekuasaan otoriter, bukan pula kebebasan tanpa batas bagi ummatnya. Akan tetapi nilai-nilai kebersamaan dan persamaan derajat yang beliau tampilkan melalui keteladanan. Surat Al-Ahzab ayat 21 memberikan petunjuk jelas bagi kita akan keteladanan Rasulullah Muhammad saw dalam semua sisi kehidupan, termasuk kepemimpinan beliau.
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri Tauladan yang baik bagimu”
Keteladanan Rasulullah dalam memimpin ummat tercermin dalam tiga kepribadian yang sangat menentukan keberhasilan sebuah proses kepememimpinan, yaitu:
• Pendidik. Nilai-nilai islam yang dibawa oleh Rasulullah menjadi landasan utama dalam beliau memimpin. Langkah dan sikap beliau dalam berhubungan dengan ummat selalu menampakkan nilai pendidikan yang dapat diterima semua golongan, dengan mengedapankan prinsip keadilan yang obyektif.
• Penasehat. Dalam wilayah kehidupan manusia yang begitu kompleks, tentu tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang mengharuskan beliau terjun langsung untuk menyelesaikannya. Hal ini karena itba’ para sahabat kepada Rasulullah begitu besar, sehingga mereka percaya Rasulullah orang yang tepat memberikan nasehat & bimbingan ketika ada permasalahan.
• Pengayom. Sebagai pemimpin ummat yang professional, Rasulullah selalu mengedepankan kepentingan ummat dibandingkan dengan kepentingan pribadi beliau. Prinsip yang beliau terapkan adalah berlandaskan pada Maqosidus Syari’ah (tujuan disyari’atkannya islam) yaitu untuk menciptakan kemaslahatan dalam masyarakat.
Teman-teman yang berbahagia, sekarang sudah ada gambaran kan tentang kepemimpinan itu..?? dan pastinya juga sudah mengerti bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai pemimpin, baik dalam suatu kelompok atau ketika sendiri.
Sumber : dikutip dari tulisan oleh Abdul Mubarok, S.HI (Leadership)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar