Kamis, 10 Februari 2011

Penalaran Induktif

Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya penalaran itu dapat dibedakan sebagai induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
Salah satu dari proses penalaran yaitu penalaran induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.
1.    Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Generalisasi dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1.1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan pengamatan mereka mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
1.2. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Contoh : untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
2. Analogi
Di dalam analogi kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Misalnya, Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
Analogi mempunyai tujuan sebagai berikut :
2.1. Di gunakan untuk meramalkan kesamaan.
2.2. Dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
2.3. Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
3. Kausal
Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. terdapat macam-macam hubungan kausal, diantaranya adalah sebagai berkut :
3.1.  Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
3.2.  Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3.3.  Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.

Referensi :
-Wahyu R.N., Tri. 1996 Seri Diktat Kuliah Bahasa Indonesia, Jakarta, Penerbit : Universitas Gunadarma.
- http://www.scribd.com/doc/9678460/Aspek-Penalaran-Dalam-Karangan