Kamis, 06 Januari 2011

Kutipan & Daftar Pustaka


Kutipan & Daftar Pustaka

A.   Kutipan
1.   Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan. Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikal, karya tulis, skripsi, tesis dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengoohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai landasan teori, penguat pendapat penulis, penjelasan suatu uraian, dan bahan bukti menunjang pendapat itu. Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.1  Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
1.2  Penulis bertanggungjawab penuh terhadap ketekapatn dan ketelitian kutipan
1.3  Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
1.4  Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
1.5  Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, yaitu kutipan langsung atau kutipan tak langsung
1.6  Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.

2.    Prinsip Mengutip
2.1    Tidak merubah bagian kutipan
Karena kutipan itu pada hakekatnya adalah pinjaman pendapat seseorang, maka pengutip jangan mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, misalnya dianggap ada kesalahan, penulis harus memberi keterangan.
Contoh :
               “Tugas bangk antara lain adalah memberi pinjaman uang.”
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya :
1)     “Tugas bank antara lain memberi pinjaman [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.”
2)     “Tugas bank antara lain memberi pinjaman [Sic!] uang.”
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
Cara 2) ini lebih umum.

2.2 Menghilangkan bagian kutipan
       Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna. Caranya adalah sebagai berikut :
1)     Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
ð  Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi
2)     Menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea.
ð  Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai ke margin kanan)

3. Jenis Kutipan
3.1 Kutipan Langsung
Kutipan langsung berupa teks asli dari sumber rujukan tanpa ada perubahan. Untuk memastikan keakuratan terjemahan dengan teks asli, kutipan langsung dari sumber rujukan yang tidak berbahasa Indonesia perlu ditulis teks aslinya, misalnya: teks Al-Quran, Hadis, atau teks dokumentatif. Berdasarkan sumbernya, kutipan langsung yang terdiri atas satu sampai dengan tiga baris ditulis dengan cara :
3.1.1 Diapit tanda petik ganda,
3.1.2 Jarak antarbaris dua spasi, dan
3.1.3 Disatupadukan dalam teks.
Contoh :
Menurut Koentjaraningrat, “Nilai gotong royong sering menghambat karena menimbulkan gagasan bahwa kemajuan suatu komunitas juga harus dinikmati bersama dan merata”.
Sedangkan kutipan langsung yang lebih dari tiga baris ditulis dengan cara:
3.1.4 Tidak diapit dengan tanda petik ganda,
3.1.5 Jarak baris satu spasi.
3.1.6 Disajikan terpisah dari teks yang mendahului dengan jarak dua spasi dengan ukuran huruf 10.
3.1.7 Dimulai pada ketukan ketujuh terhitung dari tepi teks kutipan.
Contoh :
Dalam penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi, Sudjana berpendapat bahwa:
Banyak ragam cara dan notasi menulis karya ilmiah, bahkan telah ada yang dibakukan di perguruan tinggi. Dengan adanya pembakuan tersebut, baik mahasiswa maupun para pembimbing sama-sama mempunyai wawasan dan kesatuan bahasa mengenai tata cara, teknik penulisan, maupun kerangka isi tulisannya.

3.2 Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung atau disebut parafrase adalah kutipan yang berupa isi pokok pikiran dari sumber rujukan yang ditulis dengan bahasa pengutip. Jika sumber kutipan ditulis dalam bahasa asing (Arab, Inggris, atau bahasa asing yang lain) kutipan tidak langsung dapat ditulis dengan bahasa Indonesia.Kutipan semacam ini ditulis dengan cara:
3.2.1 Diintegrasikan dalam teks tanpa diapit tanda petik.
3.2.2 Jarak spasi ganda sehingga tampak seolah-olah bukan kutipan.
Contoh :
Berbahasa dan bernalar merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Berkenaan dengan itu, ketika seseorang berbahasa, ia sesungguhnya sedang mengaktualisasikan hasil proses bernalar. Oleh karena itu, ketidakjelasan pesan yang disampaikan seseorang melalui bahasa dapat disebabkan oleh ketidakteraturan proses penalaran. Dengan demikian, pemberdayaan potensi dasar seseorang perlu diarahkan kepada Dalam bentuk-bentuk kutipan itu, pada akhir kutipan ditandai dengan angka Arab sebagai nomor kutipan yang diketik naik setengah spasi dan tanpa diakhiri dengan tanda titik atau kurung tutup.

4. Teknik Mengutip
4.1  Kutipan langsung
4.1.1  Kutipan yang tidak lebih dari empat baris :
4.1.1.a  kutipan diintegrasikan dengan teks
4.1.1.b  jarak antar baris kutipan dua spasi
4.1.1.c  kutipan diapit dengan tanda kutip
4.1.1.d  sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
4.1.2 Kutipan  yang lebih dari empat baris :
4.1.2.a kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
4.1.2.b jarak antar kutipan satu spasi
4.1.2.c  kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan
dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
4.1.2.d  kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
4.1.2.e  di belakang kutipan diberi sumber kutipan

4.2 Kutipan tak langsung
1) kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan

B. Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. Daftar Pustaka mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

1. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
1.1  Penulis ; Mencakup penulis utama, pendamping (bila ada) dan editor (bila ada). Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian : nama sendiri (given name), nama tengah (middle name), nama keluarga (family name). Cara penulisannya dalam daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih dahulu
1.2  Judul. Ditulis secara lengkap, dengan nomor edisi bila ada
1.3  Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.

2. Penyusunan Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari tiga sistem berikut ini :
2.1 Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan
2.2 Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad
2.3 Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.

3. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
3.1 Penulisan Daftar Pustaka Textbook (1)
3.1.1 Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Contoh : - Suhandang, Kustadi., Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung:Penerbit Nuansa, 2004, hlm. 25-26.
3.1.2 Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul karangan. Bab diikuti kata “dalam” atau “in”, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), nama editor, edisi, nama penerbit, tempat penerbit (kota).
Contoh : - Wijaya, C. dan Rusyan, T. (1992). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

3.2 Penulisan Daftar Pustaka Textbook (2)
3.2.1 Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Contoh :
- Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen, Dirpom Tk dan SD, BNSP.
3.2.2 Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
Contoh : - Kerlinger, Fred N., (1989), Asas-asas Penelitian Behavioral, Terjemahan : Landang M. Simatupang, edisi ketiga, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1990, halaman 101.
3.3 Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis (1)
3.3.1 Artikel yang disusun oleh penulis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
Contoh :
- Hedley, C.(1971). Reading dan Language Difficultiesm dalam Wilson, J.A.R.(ed.) Diagnosis of Learning Difficulties, pp135-156. McGraw-Hill, New-York.
3.3.2 Artikel yang disusun oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul artikel, nama majalah/jurnal (cetak miring atau garisbawahi), volume majalah/jurnal diikuti tanda “:”, halaman yang dibaca.
Contoh :
- Dikti.Depdiknas. (2003). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.

3.4  Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis (2)
3.4.1 Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
Contoh :
- Australian Association of Social Workers. 1969. Social issues of today. Proceedings of the Australian Association of Social Workers’ 11th Annual Conference. Hobart, Australia. pp 17-34
3.4.2 Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (ceta miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
Contoh :
- Agung, I Gusti Ngurah (1992), “Metode Penelitian Sosial 1”. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
- Boush, David and Barbara Loken (1991), “A Process Tracing Study of Brand Extension Evaluations, ”Jurnal of Marketing Reseach, 28 (February, 16-28)
3.5 Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
3.5.1 Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet
Contoh :
(dari forum diskusi)
-          Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List , (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu , diakses 22 Februari 2010).
(dari karya individual)
-          Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm , (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html , diakses 12 Juni 1996).
(dari artikel dalam jurnal online):
-          Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id/artikel/pengukuran-bekal-awal.htm , diakses 20 Januari 2010).
(dari e-mail pribadi):
-          Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id ). 1 Oktober 2009. Artikel untuk JIP . E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id ).

Referensi :
2)   http://aang-efha.com/news/file.php?file=Panduan_Penulisan_Kutipan_Cttan_Kaki_DfPustaka.pdf

Selasa, 04 Januari 2011

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI BERDASARKAN KOMPUTER

Di dunia saat ini, makin banyak perusahaan yang bergantung pada teknologi informasi (TI) untuk memproses informasi bisnisnya secara elektronis. Organisasi menggunakan TI untuk menjalankan bisnisnya, produksinya, dan melaksanakan pelayanannya. Perusahaan tidak dapat lagi membangun penghalang di sekeliling sistem informasinya serta mengunci semua orang di luar. Sebaliknya, mereka harus berbagi informasi dan menggunakan TI untuk menghubungkan sistem informasinya dengan pihak-pihak yang sering berinteraksi dengan mereka, yaitu: pelanggan, vendor, pegawai, mitra bisnis, pemegang saham, dan lembaga pemerintah. Peningkatan hubungan ini membuat sistem informasi lebih rentan terhadap masalah.
Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya informasi organisasi, harus menjadi prioritas pihak manajemen puncak. Oleh karena sistem informasi berkembang, begitu pula dengan sistem pengendalian internal. Ketika bisnis bergeser dari sistem manual ke sistem komputer utama, pengendalian baru harus dikembangkan untuk menurunkan atau mengendalikan risiko yang dibawa oleh sistem informasi berdasarkan komputer yang baru ini. Oleh karena adanya pergeseran ke lingkungan e-commerce berdasarkan Internet, pengendalian baru perlu dikembangkan untuk mengendalikan munculnya risiko-risiko baru.
Untungnya, perkembangan dalam sistem informasi dan dalam TI juga memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan pengendalian internalnya.
Apa yang Terdapat dalam Sistem Andal?
 Ada 4 prinsip secara umum untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak, yaitu:
1.      Ketersediaan (availability). Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkannya pada pernyataan atau perjanjian tingkat pelayanan.
2.      Keamanan (security). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki otorisasi. Hal ini akan membantu mencegah: a) penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan software, serta, b) pencurian sumber daya sistem.
3.      Dapat dipelihara (maintainability). Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan dilaksanakan, harus tersedia sumber daya yang mengelola, menjadwalkan, mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4.      Integritas (integrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
Bagi setiap prinsip keandalan di atas, tiga kriteria berikut ini dikembangkan untuk mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1.      Entitas memiliki tujuan kinerja (performance objective), kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap prinsip keandalan. Tujuan Kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin dicapai entitas. Kebijakan adalah peraturan-peraturan yang memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja. Standar merupakan prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan.
2.      Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data dan infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan.
3.      Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.
Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan
Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan melaksanakan dokumentasi.
Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan
Kategori Pengendalian
Ancaman/Risiko
Pengendalian
Perencanaan strategis dan penganggaran
Sistem Informasi mendukung strategi bisnis, kurangnya penggunaan sumber daya, kebutuhan informasi tidak dipenuhi atau tidak dapat ditanggung
Rencana strategis berlapis yang secara periodik dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis, anggaran untuk mendukung rencana strategis.
Mengembangkan rencana keandalan sistem
Ketidakmampuan untuk memastikan keandalan sistem
Memberikan tanggung jawab perencanaan ke pihak manajemen puncak; secara terus-menerus meninjau dan memperbarui rencana; mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menguji kebutuhan, tujuan, kebijakan, dan standar keandalan pemakai; mengidentifikasi dan meninjau seluruh persyaratan hukum yang baru maupun yang telah diubah; mencatat permintaan pemakai atas perubahan; mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan masalah dalam hal keandalan sistem; menetapkan tanggung jawab kepemilikan, penyimpanan, akses, dan pemeliharaan atas sumber daya informasi; mengembangkan program kesadaran atas keamanan serta mengkomunikasikannya pada seluruh pegawai; meminta pegawai baru untuk menandatangani perjanjian keamanan; melaksanakan penilaian risiko atas seluruh perubahan dalam lingkungan sistem.
Dokumentasi
Desain, operasi, tinjauan, audit, dan perubahan sistem yang tidak efektif
Dokumentasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori dasar, yaitu: (1) Dokumentasi administratif (standar dan prosedur untuk memproses, menganalisis, mendesain, memprogram, menangani file dan menyimpan data), (2) dokumentasi sistem (input aplikasi, tahap pemrosesan, output, kesalahan penanganan), (3) dokumentasi operasional (konfigurasi perlengkapan, program, file, susunan dan pelaksanaan prosedur, tindakan korektif).


Referensi => Accounting Informastion Systems : ~ Marshall B. Romney
                                                                                    ~ Paul John Steinbart