Kamis, 17 Juni 2010

Teori Organisasi Umum 2

PERMINTAAN & PENAWARAN

Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.

A. Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh :
ð  Permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.

B. Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
·  Hukum Permintaan (the low of demand)
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat”.
·    Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa :
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
                                  
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan dan Penawaran
·    Faktor –faktor yang memperngaruhi Tingkat Permintaan (demand)
Manusia adalah makhluk sosial yang dinamis, sehingga terjadi perubahan-perubahan
yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidupnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah:
a. Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta.
b. Pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan.
c. Intensitas kebutuhan
Mendesak/tidaknya atau penting tidaknya kebutuhan seseorang terhadap barang atau
jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer, lebih penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting dibanding tertier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan berbeda.
d. Distribusi Pendapatan
Makin merata pendapatan, maka jumlah permintaan semakin meningkat, sebaliknya pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu, maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun.
e. Pertambahan penduduk
Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat.
f. Selera (Taste)
Perkembangan mode, pendidikan, lingkungan akan mempengaruhi selera masyarakat, yang akan mempunyai pengaruh terhadap jumlah permintaan.
g. Barang pengganti (substitusi)
Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan akan dipengaruhinya.
Contoh:
1. Pada saat harga beras naik sangat tinggi, maka masyarakat yang tidak
mampu akan beralih membeli jagung sebagai pengganti beras.
2. Pada saat harga buku tulis dengan kertas putih meningkat sangat tinggi,
maka masyarakat yang tidak mampu akan beralih membeli buku dengan
kertas koran.

·    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
1.  Biaya produksi dan teknologi yang digunakan

jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2.  Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3.  Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
D. Kurva Permintaan dan Penawaran
·    Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.”
Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.
Kurva permintaan digambarkan dengan anggapan cateris paribus, masih ingatkan, apa artinya? Jika faktor-faktor lain berubah, maka kurva permintaan juga akan mengalami perubahan/pergeseran. Kurva permintaan dapat berubah karena:
1. Perubahan Harga
Perubahan harga mengakibatkan perubahan permintaan, yaitu:
a. Jika harga naik, maka jumlah permintaan akan berkurang. Kurva bergeser ke kiri.
b. Jika harga turun, maka jumlah permintaan akan naik. Kurva bergeser ke kanan.
Contoh 1:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan harga
Gb.D.1 Kurva Permintaan

Pada saat harga Rp.30,00 jumlah permintaan 50 unit. Harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah permintaan turun menjadi 30 unit. Pada saat harga turun menjadi
Rp.20,00, maka permintaan meningkat menjadi 70 unit.

2. Perubahan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat akan mengakibatkan perubahan permintaan.
a. Jika pendapatan masyarakat naik, maka jumlah permintaan akan bertambah dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
b. Jika pendapatan masyarakat turun, maka jumlah permintaan akan berkurang, dan  kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
Contoh 2:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan pendapatan masyarakat
Gb.D.2 Kurva Permintaan

Pendapatan masyarakat mula-mula Rp.30,00 jumlah yang diminta 40 unit. Pendapatan meningkat Rp.40,00 jumlah permintaan naik menjadi 50 unit. Pendapatan turun menjadi Rp.20,00 jumlah permintaan menjadi 30 unit.

·    Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
Garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual dalam jumlah yang lebih banyak.
Contoh :
Harga
Jumlah yang ditawarkan
Rp. 100,00 200
Rp. 200,00 300
Rp. 300,00 400
Rp. 400,00 500
Rp. 500,00 600
unit
unit
unit
unit
unit
                                                                     Gb.D.3 Kurva Penawaran

          Pergeseran Kurva Penawaran :
Kurva penawaran akan mengalami pergeseran, tergantung pada faktor yang mempengaruhinya.
·  Jika harga barang naik, maka jumlah penawaran akan bertambah, sehingga kurva
bergeser ke kanan.
·  Jika harga barang turun, maka jumlah penawaran akan berkurang, kurva bergeser
ke kiri.
Contoh:
Pergeseran kurva penawaran akibat perubahan harga barang.
 Gb.D.4 Kurva Penawaran

- Pada saat harga Rp.30,00 jumlah unit yang ditawarkan sejumlah 40 unit.
- Pada saat harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah barang yang ditawarkan meningkat
menjadi 60 unit, kurve bergeser ke kanan.
- Pada saat harga turun menjadi Rp.20,00 maka jumlah yang ditawarkan berkurang
menjadi 25 unit, kurva penawaran bergeser ke kiri.


KESEIMBANGAN HARGA

Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yang merupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah, sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.
1. Pengertian
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, Sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price.
2. Proses terbentuknya Harga Pasar
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya permintaan dan penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan.
Perhatikan tabel berikut dan amati perubahannya.
Harga
Jumlah yang diminta
Jumlah yang ditawarkan
Rp. 200,00
Rp. 300,00
Rp. 400,00
Rp. 500,00
Rp. 600,00
7.000 unit
6.000 unit
5.000 unit
4.000 unit
3.000 unit
3.000 unit
4.000 unit
5.000 unit
6.000 unit
7.000 unit
Gb.2.1 Kurva Harga Keseimbangan

P pada Rp. 400,00 terjadi Equilibrium Price dengan jumlah yang ditawarkan (S) sama
dengan jumlah yang diminta (D), yaitu sebesar 5.000 unit.
Penjual menawarkan dengan harga Rp.600,00 dengan jumlah barang yang terjual/ditawarkan 7.000 unit. Sedangkan pembeli menawar dengan harga Rp.200,00 dan jumlah barang yang diminta 7.000 unit. Karena tidak terjadi kesepakatan, maka penjual berusaha menurunkan harga dan pembeli berusaha menaikkan penawaran, demikian seterusnya sampai akhirnya bertemu pada harga Rp.400,00 dengan jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta, sebesar 5.000 unit.
3. Pergeseran Titik Keseimbangan
Titik keseimbangan (Equilibrium Price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik
turunnya akibat perubahan penawaran/permintaan.
1) Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah
     permintaan.
Jika jumlah permintaan bertambah sedangkan jumlah penawaran tetap, maka ada kecenderungan harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.20,00 jumlah permintaan 30 unit. Jika jumlah permintaan meningkat 40 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.30,00. Perhatikan di grafik: E akan berubah menjadi E1.
 
Gb.3.1) Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah permintaan

2) Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah     permintaan.
Jika jumlah permintan berkurang sedangkan jumlah penawaran tetap, maka harga akan turun. Misalnya harga Rp.25,00 jumlah permintaan 45 unit. Apabila jumlah permintaan turun menjadi 30 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.15,00.
 
Gb.3.2) pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah permintaan

3) Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah
    penawaran.
Jika jumlah penawaran bertambah sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan turun. Misalnya pada harga Rp.40,00 jumlah penawaran 40 unit. Jika jumlah penawaran bertambah menjadi 50 unit, maka harga akan turun menjadi Rp.30,00.
 
Gb.3.3) pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah penawaran

     4) Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah
         penawaran.
Jika jumlah penawaran berkurang, sedangkan jumlah permintaan tetap, maka harga akan naik. Misalnya pada harga Rp.25,00 jumlah penawaran 45 unit. Jika jumlah penawaran berkurang menjadi 35 unit, maka harga akan naik menjadi Rp.35,00.
Gb.3.4) pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah penawaran



 KONSEP ELASTISITAS DALAM EKONOMI

1.    Elastisitas Harga Permintaan ep (Price elasticity of demand)
ð  Koefisien elastisitas harga permintaan menunjukan ukuran besarnya rasio antara persentase perubahan jumlah produk yang diminta dan persentase perubahan harga produk tersebut
ð  Dirumuskan (rumus elastisitas busur / arc elastucity) :
Ep = {% ΔQd / % Δ P} atau, Ep = [-(Δ Qd / Δ P) / (P/Qd)]
ð  Contoh Kasus
Satu set komputer mula-mula dijual seharga Rp 5.000.000 kemudian diturunkan menjadi Rp 4.500.000 (turun 10%) diikuti oleh berubahnya permintaan dari 10 unit menjadi 13 unit (naik 30%), maka :
Ep = [% Δ Qd / % Δ P]
         = 30% / 10%
         = 3
2.    Elastisitas silang (cross elasticity of demand - Exy)
ð  Elastisitas silang (Exy) merupakan ukuran perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang x yang diminta dengan persentase harga barang y (substitusi/komplemen)
ð  Dirumuskan
Exy = [% ΔQx / % ΔPy]
Dimana :
a)    Jika bernilai positif maka antara x dan y substitutif
b)   Jika bernilai negatif maka antara x dan y komplementer
c)    Jika bernilai nol maka antara x dan y independen
ð  Contoh Kasus
Masyarakat Jakarta meminta gula pasir 100 ton/th pada saat harga kopi Rp 10.000 per kg. Jika harga kopi berubah menjadi Rp 12.000 (naik 20%) maka permintaan gula menjadi 90.000 ton (turun 10%), maka :
Exy = -10%/20% = -1/2
~ Kesimpulannya berarti antara gula dan kopi merupakan barang komplementer
3.    Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand- Ei)
ð  Koefisien elastisitas elastisitas pendapatan merupakan ukuran persentase perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan konsumen sebesar 1 persen (%)
Ei = % ΔQd / % ΔI)
ð  Rumus elastisitas pendapatan (Ei)
1.    Elastisitas busur
     Ei =[Δ Qd/ Δ I]*{[(I2+I1)/2] / [(Q2+Q1)/2]}
2. Elastisitas titik
     Ei = (Δ Qd/ Δ I) *( I / Qd)
ð  Hubungan antara koefisien elastisitas pendapatan dengan jenis barang
1)   Jika Ei bernilai positif berarti barang normal
2)   Jika Ei bernilai negatif berarti barang inferior
3)   Jika Ei bernilai posisif dibawah satu berarti barang kebutuhan pokok
4)   Jika Ei bernilai posisif di atas satu berarti barang mewah
ð  Interpretasi nilai
1)   Ei bernilai posistif berarti jika pendapatan meningkat maka permintaan barang meningkat
2)   Ei bernilai negatif berarti jika pendapatan meningkat maka permintaan menurun
3)   Ei bernilai positif lebih kecil dari satu berarti persentase perubahan pendapatan diikuti dengan persentase yang lebih kecil pada perubahan permintaan (inelastis)
4)   Ei lebih besar dari satu berarti persentase perubahan pendapatan diikuti perubahan dengan persentase yang lebih besar pada perubahan permintaan (elastis)
ð  Contoh Kasus
Titik
I
Qd
 A
100
30
B
150
50


Maka :
Ei (titik tengah-busur)
                Ei=(50-30)/(150-100)* {[(150+100)/2] / [(50+30)/2]}
                Ei = 1,25


BIAYA & PENDAPATAN
A.  Biaya (cost)
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Macam-macam biaya, yaitu :
1.      Total Fixed Cost (ongkos total tetap)
Total Fixed Cost adalah jumlah ongkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh : Penyusutan, sewa, dsb.
Biaya total (TFC) tidak tergantung pada kuantitas output (Q),sedangkan biaya variabel total bergantung pada kuantitas output.
2.      Total Variabel Cost ( ongkos variabel total )
Total Variabel Cost adalah jumblah ongkos-ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya.
3.      Total Cost (ongkos total )
Total cost adalah penjumblahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel.
Dirumuskan =>  TC = TFC + TVC
4.      Averege Fixed Cost ( ongkos tetap rata-rata )
Average Fixed Cost adalah ongkos tetap yang dibebankan untuk setiap unit output.
Dirumuskan => AFC = (TFC / Q)*Q
Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal, karena AFC = TFC/Q
5.      Averege Fixed Cost (ongkos variabel rata-rata)
Average Fixed Cost adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output. Dirumuskan => AVC = TVC/Q
6.      Averege Total Cost (onggkos total rata-rata)
Average Total Cost adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.
Dirumuskan => ATC = TC / Q
7.      Marginal Cost (ongkos marginal)
Marginal Cost adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
Dirumuskan => MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q
B.  Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang atau outputnya. Atau berapa jumlah pendapatan yang akan diperoleh dengan memproduksi barang tersebut. Macam-macam revenue, yaitu :
1.    Total Revenue (TR)
Total Revenue adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
dirumuskan =>  TR = P*Q
dimana =>  P = Price / Harga
                      Q = Quantity / Jumlah Barang
2.    Average Revenue (AR)
Average Revenue adalah penerimaan perunit dari penjualan output.
dirumuskan => AR = TR / Q = (P*Q)/Q = P
 jadi, AR = P
3. Marginal Revenue (MR)
Marginal Revenue adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output.
dirumuskan => MR = ∆TR / ∆Q
 C.  Pendapatan Maximum
Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Terdapat tiga pendekatan perhitungan pendapatan maksimum, yaitu :
1. Total penerimaan (Total revenue : TR),
Total Penerimaan yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR),
Penerimaan rata-rata yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR),
Penerimaan Marginal yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.

STRUKTUR PASAR
1.    Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.
 Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

2.     Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar
3.    Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4.    Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN), perusahaan kereta api (PT.KAI), dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli
- Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak
- Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang sulit didapat
- Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
- Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses


PENGERTIAN TENTANG UANG
 Uang adalah bagian yg tidak bisa terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang membutuhkan uang, karena uang digunakn hampir disetiap segi kehidupan manusia. Semua kegiatan ekonomi memerlukannya. Sejarah uang dimulai ketika manusia menyadari bahwa dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, manusia  saling melakukan tukar-menukar barang atau disebut dengan barter, dan inilah awal mula dari sejarah uang. Lambat laun, manusia meninggalkan cara barter, karena cara barter dirasakan sangat tidak efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Jenis – jenis Uang
1. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang dijadikan sebagai alat transaksi sah dan wajib diterima seluruh masyarakat pada perekonomian. Uang kartal umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam yang di Indonesia dibuat oleh Bank Indonesia selaku bank sentral yang diberi hak tunggal mencetak yang / hak oktroi. Uang dilindungi oleh Undang-Undang di mana pelaku pemalsuan uang diancam oleh hukuman denda dan kurungan penjara. Contoh uang kartal seperti uang logam Rp. 100,- uang kertas Rp. 1.000,- dan lain sebagainya.
2. Uang Giral
Uang giral adalah suatu tagihan pada bank umum yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dan transaksi yang sah dan masyarakt tidak wajib menerima pembayarannya. Uang giral dapat dibilang mudah, aman dan praktis karena dalam melakukan transaksi di mana seseorang tidak perlu menghitung dan membawa banyak uang kontan, jika hilang atau jatuh ke tangan orang jahat dapat segera diblokir dan mudah dalam penggunaannya. Contoh uang giral yaitu adalah seperti cek, giro, telegraphic transfer, dan lain-lain.
3. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surata atau sertifikat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. Contoh uang kuasi adalah saham, obligasi, dan lain-lain.
 
DAFTAR PUSTAKA
 http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang mempengaruhi
 http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_17384/title_perbedaan-uang-kartal-dan-giral/
 http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/03/herwnetikabentuk11.doc
 http://repository.binus.ac.id/content/J0024/J002463238.ppt
 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/biaya-cost-dan-pendapatan-revenue/
 http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/08/makalah-tentang-biaya-cost.html

 ftp://smpn1-mlg.sch.id/Ekonomi/Harga%20Keseimbangan%20Pasar.pdf