Senin, 29 November 2010

Outline (Kerangka Karangan)

OUT LINE (kerangka karangan)

1.     Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang yang akan dibuat, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur.

2.    Manfaat Kerangka Karangan bagi Penulis
2.1  Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah
2.2  Untuk menyusun karangan secara teratur
Kerangka karangan mebantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
2.3  Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan tersebut, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai kllimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
2.4  Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena itu hanya akan membawa efek tidak menguntungkan. Misalnya bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapt diterima. Di pihak lain mengarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian nama topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
2.5  Memudahkan penulis mencari materi pembantu
Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangan itu.

3.      Macam-macam susunan kerangka karangan
3.1. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susuanan alamiah dapat diubah lagi menjadi 3 bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, waktu, dan urutan topok yang ada.
3.1.1        Beradasar urutan ruang
Topik : Tanah Longsor
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi tanah longsor
Tema : Beberapa lokasi tanah longsor di dunia
I.     TANAH LONGSOR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A.      Tanah Longsor di Asia
1.      Tanah Longsor di China
2.      Tanah Longsor di Pegunungan Himalaya
B.      Tanah Longsor di Amterika Selatan
1.      Tanah Longsor di Pegunungan Andes
2.      Tanah Longsor di Mexico
II.  TANAH LONGSOR YANG TERJADI DI INDONESIA
A.      Tanah Longsor di Pulau Jawa
1.      Tanah Longsor di Banjarnegara
2.      Tanah Longsor di Lereng Gunung Lawu
B.      Tanah Longsor di Pulau Jawa
1.      Tanah Longsor di sekitar Jalan Tran-Sumatra
2.      Tanah Longsor di sekitar Jalan Ladia Galaska
3.1.2        Berdasarkan urutan waktu
Topik : Masyarakat
Tujuan : Mengetahui perkembangan masyarakat
Tema : Perkembangan masyarakat dari jaman ke jaman
I.     MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A.      Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B.      Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1.      Masyarakat Petani di Pulau Jawa
2.      Masyarakat Peternak di Nusa Tenggara Timur
II.   MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A.      Masyarakat Petani dan Peramu di Indonesia
B.      Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1.      Masyarakat Petani di Pulau Jawa
2.      Msayarakat Peternak di Nusa Tenggara Timur
III.    MASYARAKAT INDUSTRI
A.      Masyarakat Industri Modern
B.      Masyarakat Industri Canggih
3.1.3        Berdasarkan urutan topik yang ada
Topik : Penyakit
Tujuan : Untuk mengetahui berbagai penyakit di Indonesia
Tema : Berbagai penyakit di Indonesia
I. DI DAERAH PEDESAAN
    A.  Malaria
    B.  Tuberculosis
II. DI DAERAH PERKOTAAN
A.      Kanker
1.      Kanker Kuliat
2.      Kanker Paru-paru
3.      Kanker Tulang
B.      HIV
C.      AIDS
Topik : Hutan
Tujuan : Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema : Pemanfaatan hutan
I.      MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A.      Mencegah Erosi
B.      Mengurangi Polusi
1.      Polusi Udara
2.      Polusi Suara
C.      Sebagai Hutan Lindung
II.   MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A.      Hutan Tanaman Industri
B.      Hutan untuk Rekreasi
C.      Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasarkan urutan topik yang ada, penulis tidak perlu memperlihatkan mana yang akan didahulukan.
3.2 Pola Logis
Pola logis berdsarar urutan :
3.2.1 Klimaks – Anti Klimaks
          Topik : Banjir
          Tujuan : Untuk mengetahui akibat banjir
 Tema : Banjir dan akibatnya
I.   MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.   PENGGUNDULAN HUTAN
III.   EROSI DI MANA-MANA
IV.   PENDANGKALAN SUNGAI
V.     MUSIBAH BANJIR
VI.   PENDERITAAN MASYARAKAT
3.2.2 Umum - Khusus
         Topik : Pendidikan
         Tujuan : Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
         Tema : Pendidikan di masyarakat
I.           PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II.        PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III.      PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAAN
IV.      PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
3.2.3 Sebab - Akibat
         Topik : Premanisme di Jakarta
I.           PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II.         INDUSTRI TERTUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III.      LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV.      MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
3.2.4  Proses
3.2.5  Dan lain-lain
                
4. Sistem Penomoran
Dalam penomoran Angka dan Abjad dalam Bahasa Indonesia harus diperhatikan
beberapa hal berikut yaitu :
4.1  Romawi Kecil
Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar atau prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar singkatan dan lambang.
4.2  Romawi besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
4.3  Penomoran dengan Angka Arab
Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka.
4.4 Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan atas.
4.5  Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka arab mempergunakan sistem dijital. Angka terakhir dalam sistem dijital tidak diberikan titik seperti 1.1 Latar Belakang Masalah, 3.2.2 Sejarah dan Perkembangan PT Telkom. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik seperti 1. Pendahuluan, 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem dijital antara angka Arab dengan huruf, harus dicantumkan titik seperti 3.2.2.a. Sistem penomoran pada dasarnya mengikuti kaidah Ejaan yang Disempurnakan.

ð Sumber Referensi
Kerangka Karangan, Bahasa Indonesia
Woro Aryadini